Wednesday, October 7, 2009

telegram untuk ibu

dekat gang kumuh belok kiri sedikit,rumah singgah tanpa pintu dan jendela.
november 24th,2006

dari rindukelana untuk bunda

bunda,
aku rindu
sebuah pelukan hangat darimu
biar kurasa aroma tubuhmu
saat kau berkeringat mengais nasisisa diatas jalanan.

bunda,
ingin aku bermain tebak-tebakan
biar kubuat kau tersenyum
lupakan segala dahaga dan derita
walau perut berlum diisi sejak minggu lalu
dan tetesan air langka di kemarau seperti ini.

bunda,
ijinkan aku mencium tanganmu setiap paginya
tanda hormat dan ucapan syukur tak ternilai
meski pagi siang malam kudengar cacian tentang dirimu
aku tak pernah mengerti saat mereka sebut pelacur,gila,dan gembel.

bunda,
aku ingin bernyanyi,
bersiul paling tidak..
walau kita tak pernah miliki bahasa untuk memaknai kata,
hanya ingin menyejukkan hatimu karena selalu ada aku disisimu.

bunda,
jangan pernah takut.
aku selalu melindungimu
dari raksasa yang kerap merajammu
dan mencuri nasibasi kita
meski tanganku hanya selebar kelingkingmu..

bunda,
aku rindu sebuah bahasa cinta
yang memanggilku ‘nak’
tak perlu berucap
karena batin kita menyatu..

aku cintamu,bunda…
bunda..
bund..

psst…

“hangus sudah”



salam hati teriris,

rindukelana
(aku menamai diriku begitu,bunda
biar kerabat dan tetanggga tak bingung memanggilku..)

(untuk bundaku sayang bundaku malang,sumanti)
notes:

bunda,apa kau benci padaku?

No comments:

Post a Comment